PERAMALAN ( FORECASTING)
PENDAHULUAN
1.1
PENGERTIAN
Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian
dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa
lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model
matematis.
Peramalan merupakan aktivitas fungsi
bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga
produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan merupakan
dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel
peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan
teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
Kegiatan peramalan merupakan bagian
integral dari pengambilan keputusan manajemen. Peramalan mengurangi
ketergantungan pada hal-hal yang belum pasti (intuitif). Peramalan memiliki
sifat saling ketergantungan antar divisi atau bagian. Kesalahan dalam proyeksi
penjualan akan mempengaruhi pada ramalan anggaran, pengeluaran operasi, arus
kas, persediaan, dan sebagainya. Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam
proses peramalan yang akurat dan bermanfaat (Makridakis, 1999):
1. Pengumpulan data yang relevan berupa
informasi yang dapat menghasilkan peramalan yang akurat.
2. Pemilihan teknik peramalan yang
tepat yang akan memanfaatkan informasi data yang diperoleh semaksimal mungkin.
Peramalan
biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon
waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa
kategori :
1. Peramalan
jangka pendek, peramalan ini
mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari bulan. Peramalan ini dugunakan untuk
merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penugasan kerja dan tingkat
produksi.
2. Peramalan
jangka menengah, umumnya
mencakup hitungan bulanan hingga 3
tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan
anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana
operasi.
3.
Peramalan
jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang
digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau
pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
Faktor lain yang harus
dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan
jangka panjang adalah siklus hidup
produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang
konstan sepanjang hidupnya. Hamper semua produk yang eerhasil melalui empat
tahapan : (1) perkenalan, (2) pertumbuhan, (3) kematangan dan (4) penurunan.
JENIS
PERAMALAN
Organisasi pada umumnya menggunakan
tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :
1.
Peramalan Ekonomi (economic forecast)
menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan
uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan
lainnya.
2. Peramalan
Terknologi (technological forecast)
memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru
yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3. Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input
bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
PENDEKATAN
PERAMALAN
Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana
ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis
kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.
1. Peramalan Kuantitatif (quantitative forecast)
Peramalan ang menggunakan satu atau
lebih model matematis dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk
meramalkan permintaan.
2. Peramalan Subjekti atau kualitatif (qualitative forecast)
Peramaln yang menggabungkan faktor-faktor seperti intuisi
pengambil keputusan, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai. Beberapa
perusahaan menggunakan satu pendekatn dan perusahaan lain menggunakan pendkatan
yang lain. Pada kenyataannya, kombinasi dari keduanya merupakan yang paling
efektif.
Langkah – langkah untuk melakukan
suatu peramalan.
1. Menentukan tujuan dari peramalan.
2. Pemilihan teori yang relevan.
3. Pengumpulan data.
4. Analisis data.
5. Estimasi dari model sementara.
6. Evaluasi model sementara dan merevisi model.
7. Penyajian ramalan sementara kepada manajemen.
8. Pembuatan revisi final.
9. Pendistribusian hasil peramalan.
10. Penentuan langkah – langkah pemantuan.
1. Menentukan tujuan dari peramalan.
2. Pemilihan teori yang relevan.
3. Pengumpulan data.
4. Analisis data.
5. Estimasi dari model sementara.
6. Evaluasi model sementara dan merevisi model.
7. Penyajian ramalan sementara kepada manajemen.
8. Pembuatan revisi final.
9. Pendistribusian hasil peramalan.
10. Penentuan langkah – langkah pemantuan.
Metode Peramalan
Pengertian metode peramalan, yaitu
suatu cara atau tekhnik dalam memperkirakan kejadian – kejadian pada masa yang
akan datang.
Kegunaan dari metode peramalan adalah membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap pola data pada masa yang lalu.
Kegunaan dari metode peramalan adalah membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap pola data pada masa yang lalu.
Model kuantitatif intrinsik sering
disebut sebagai model-model deret waktu (Time Series model). Model deret
waktu yang populer dan umum diterapkan dalam peramalan permintaan adalah
rata-rata bergerak (Moving Averages), pemulusan eksponensial (Exponential
Smoothing), dan proyeksi kecenderungan (Trend Projection). Model
kuantitatif ekstrinsik sering disebut juga sebagai model kausal, dan yang umum
digunakan adalah model regresi (Regression Causal model) (Gaspersz,
1998).
1. Weight Moving Averages (WMA)
Model
rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk
membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang. metode
rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila permintaan pasar terhadap
produk diasumsikan stabil sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak terdapat
dua jenis, rata-rata bergerak tidak berbobot (Unweight Moving Averages)
dan rata-rata bobot bergerak (Weight Moving Averages). Model rata-rata
bobot bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data dari periode yang
baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus rata-rata bobot bergerak yaitu
sebagai berikut.
Peramalan merupakan tahap awal dari perencanaan dan pengandalian produksi.
Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap
suatu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya
peramalan merupakan suatu perkiraan terhadap keadaan yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Keadaan masa yang akan datang yang dimaksud adalah:
1.
Apa yang dibutuhkan (jenis)
2.
Berapa yang dibutuhkan (jumlah/kuantitas)
3.
Kapan dibutuhkan (waktu)
Tujuan
peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga
diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Peramalan
tidak akan pernah “perfect”, tetapi meskipun demikian hasil peramalan
akan memberikan arahan bagi suatu perencanaan. Suatu perusahaan biasanya
menggunakan prosedur tiga tahap untuk sampai pada peramalan penjualan, yaitu
diawali dengan melakukan peramalan lingkungan, diikuti dengan peramalan
penjualan industri, dan diakhiri dengan peramalan penjualan perusahaan.
1.2. Pendefinisian Tujuan
Peramalan
Tujuan peramalan dilihat dengan waktu:
1.
Jangka pendek (short term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari
item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan
ditentukan oleh low management.
2.
Jangka menengah (medium term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari
kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan
oleh middle management.
3.
Jangka panjang (long term)
Menentukan
kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5
tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top management.
1.3. Peranan Peramalan dalam Sistem
Produksi
Peranan peramalan dalam
perencanaan proses produksi adalah sebagai berikut:
1.
Business Planning
Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan sebagai dasar
untuk membuat rencana pemasaran.
2.
Marketing Planning
Rencana tentang produk yang akan
dibuat, penjualan dan pemasaran, sebagai dasar untuk membuat production
planning.
3.
Master Production Schdule
Rencana produk akhir yang harus
dibuat pada tiap periode selama 1-5 tahun. Produk
akhir, merupakan dekomposisi dari production planning.
4.
Resource Planning
Rencana kapasitas yang
diperlukan untuk memenuhi production plan, dapat dinyatakan dalam
jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbanagn untuk ekspansi orang,
mesin, pabrik, dan lain-lain, yang ditetapkan berdasarkan kapasitas yang
tersedia.
5.
Rought Cut Capacity Planning (RCPP)
..... Rencana untuk menentukan
kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS. Hasilnya berupa jenis orang/mesin
yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode. Merupakan
bahan pertimbangan untuk penambahan jam kerja atau sub kontrak.
6.
Demand Management
Aktivitas memprediksi kebutuhan di
masa datang dikaitkan dengan kapasitas. Terdiri dari aktivitas forecasting,
distribution requirement planning, order entry, shipment, dan
service part requirement.
7.
Material Requirement Planning
Menetapkan rencana kebutuhan
material untuk melaksanakan MPS. Output MRP adalah purchasing dan
PAC (Production Activity Control), dan MRP menghasilkan rencana
pembelian meliputi jumlah due date, release date.
8.
Capacity Requirement Planning
Rencana kebutuhan kapasitas yang
dibutuhkan untuk merelealisasikan MPS di tiap periode dan tiap mesin. CRP lebih
teliti dan lebih rinci dibanding RCCP, karena disarkan pada planned order.
Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan over time, merubah
routing dan lain-lain. Jika tidak tercapai MPS harus dirubah.
9.
Production Activity Control (PAC)
Sering disebut distributor shop
floor control (SFC), aktivitas membuat produk setelah bahan dibeli. PAC
terdiri dari aktivitas awal-akhir suatu job berdasarkan urutan kedatangan job,
lalu membebankan job ke work station, dan melakukan pelaporan. Hasil
laporan akan merupakan feedback bagi MPS.
10. Purchasing
Merupakan aktivitas memilih vendor,
membuat order pembelian, dan menjadwalkan vendor.
11. Performance
Measurement
Evaluasi sistem untuk melihat
seberapa jauh hasil yang diperoleh dibandingkan dengan rencana yang telah
ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian bisnis planning.
1.4. Karakteristik Peramalan yang
Baik
..... Peramalan yang baik mempunyai
beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan.
Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
A.
Akurasi
.....
Akurasi dari suatu peramalan diukur dengan
hasil kebiasaan dan konsistensi peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan
bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau telalu rendah dibanding dengan
kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika
besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan
mengakibatkan kekurangan persediaan sehingga permintaan konsumen tidak dapat
dipenuhi segera, akibatnya perusahaan kemungkinan kehilangan pelanggan dan
keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan barang/ persediaan, sehingga banyak modal
tersia-siakan. Keakuratan hasil peramalan berperan dalam menyeimbangkan
persediaan ideal.
B.
Biaya
.....
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan tergantung jumlah item
yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang
digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi betapa banyak
data yang diblutuhkan, bagaimana pengolahannya (manual atau komputerisasi),
bagaimana penyimpanan datanya dan siapa data ahli yang diperbantukan. Pemilihan
metode peramalan harus sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi
yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan
metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto
(Analisa ABC).
C.
Kemudahan
.....
Penggunaan metode peramalan yang
sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Adalah percuma memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat
diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya
manusia, maupun peralatan teknologi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian
Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital
bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen
yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang
perusahaan. Dalam area fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar dalam
menentukan anggaran dan pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran, peramalan
penjualan dibutuhkan untuk merencanakan produk baru, kompensasi tenaga penjual,
dan beberapa keputusan penting lainnya. Selanjutnya, pada bagian produksi dan
operasi menggunakan data-data peramalan untuk perencanaan kapasitas, fasilitas,
produksi, penjadwalan, dan pengendalian persedian (inventory control).
Untuk menetapkan kebijakan ekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, tingkat inflasi, dan lain sebagainya dapat pula dilakukan dengan
metode peramalan.
Peramalan adalah
penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk
mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Asumsi dasar dalam penerapan
teknik-teknik peramalan adalah:“If we can predict what the future will be
like we can modify our behaviour now to be in a better position, than we
otherwise would have been, when the future arrives.” Artinya, jika kita
dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah
kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa
yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang
setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.
Peramalan
merupakan teknik yang digunakan untuk memperkirakan suatu system dimasa yang
akan datang.Peramalan diperlukan oleh suatu perusahaan karena setiap keputusan
yang diambil dapat memengaruhi keadaan diamasa yang akan datang. Menurut
Horison waktu,nya,peramalan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Peramalan jangka pendek yang memberikan hasil peramalan satu tahun
mendatang.atau kurang
2.
Peramalan jangka menengah untuk meramalkan keadaan satu hingga 5 tahun kedepan.
3.
Peramalan jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai
perencanaan produk dan perencanaan pasar,pengeluaran biaya perusahaan,studi
kelayakan pabrik,anggaran,purchase order,perencanaan tenaga kerja dan perencanaan
kapasitas kerja serta pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kejadian
lebih dari 5 tahun yang akan datang.
1. Dalam metode peramalan dapat
dibagi atas dua metode yaitu:
A. Metode kuanlitatif
Metode
kuanlitatif yaitu menggunakan perhitungan matematik dan statistic.
Metode kuanlitatif dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu:
1.
Teknik Deret Berkala (Time Series)yang memerlukan sistem seperti kotak hitamdan
tidak ada usaha memerlukan faktor yang berpengaruh pada system tersebut.
Metode ini cocok untuk peramalan jangka pendek dan jangka menengah.
Contoh:
1.
Single Moving Average
2.
Single Exponential Smothing,
3.
Dll.
2.
Teknik Exponential(causal) yang mengasumsikan adanya hubungan sebab akibat
anatara output dan input dari suatu sistem.
Contoh:
1.
Analisis Regrasi Ganda
2.
Metode Dephi.
1.
Metode kualitatif.
Metode
ini digunakan dimana tidak ada model matematik, biasanya dikarenakan data yang
ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan datang (long
term forecasting). Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan
pendapat-pendapat para pakar yang ahli atau experd di bidangnya. Adapun
kelebihan dari metode ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat murah (tanpa
data) dan cepat diperoleh. Sementara kekurangannya yaitu bersifat subyektif
sehingga seringkali dikatakan kurang ilmiah.
Salah satu
pendekatan peramalan dalam metode ini adalah Teknik Delphi, dimana
menggabungkan dan merata-ratakan pendapat para pakar dalam suatu forum yang dibentuk
untuk memberikan estimasi suatu hasil permasalahan di masa yang akan datang.
Misalnya: berapa estimasi pelanggan yang dapat diperoleh dengan
realisasi teknologi 3G.
Metode
kualitatif biasanya tidak menggunakan perhitungan matematis ataupun perhitungan
secara statitik.Metode ini cukup dengan tanggapan atau buah pikiran dari orang
orang yang cuku mengenai keadaan yang akan diramalakan.
Contoh:
1.
Metode Juri Opinion
2.
Metode Delphi.
2.2.
Langkah Langkah dalam melakukan peramalan adalah sebagai berikut:
Dalam
melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan
metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:
1.
Definisikan Tujuan Peramalan
Misalnya peramalan dapat digunakan
selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.
2.
Buatlah diagram pencar (Plot Data)
Misalnya memplot demand versus
waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis
(X).
3.
Memilih model peramalan yang tepat
Melihat dari kecenderungan data pada
diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan
dapat mewakili pola tersebut.
4.
Lakukan Peramalan
5.
Hitung kesalahan ramalan (forecast error)
Keakuratan suatu model peramalan
bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang
sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan
disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang
dinyatakan dalam:
et = Y(t) – Y’(t)
Dimana : Y(t) = Nilai data
aktual pada periode t
Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t
t = Periode peramalan
Maka diperoleh Jumlah Kuadrat
Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors)
dan Estimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)
SSE = S e(t)2
= S[Y(t)-Y’(t)]2
- Pilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.
Apabila nilai kesalahan tersebut
tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik
F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.
- Lakukan Verifikasi
Untuk mengevaluasi apakah pola data
menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.
2.3.
Metode Peramalan
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan permasalahan pada peramalan adalah mempertimbangkan
skala waktu peramalannya yaitu seberapa jauh rentang waktu data yang ada untuk
diramalkan. Terdapat tiga kategori waktu yaitu jangka pendek (minggu ® bulan),
menengah (bulan ® tahun), dan jangka panjang (tahun ® dekade). Tabel berikut ini
menunjukkan tipe-tipe keputusan berdasarkan jangka waktu peramalannya.
Tabel 2.3 Rentang Waktu dalam
Peramalan
Rentang Waktu
|
Tipe Keputusan
|
Contoh
|
Jangka Pendek
( 3 – 6 bulan)
|
Operasional
|
Perencanaan Produksi, Distribusi
|
Jangka Menengah
( 2 tahun)
|
Taktis
|
Penyewaan Lokasi dan Peralatan
|
Jangka Panjang
(Lebih dari 2 tahun)
|
Strategis
|
Penelitian dan Pengembangan untuk akuisisi dan merger
Atau pembuatan produk baru
|
2.3.1. Jenis- Jenis Metode Peramalan
Untuk melakukan peramalan diperlukan
metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan
informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya
terdapat berbagai metode peramalan antara lain :
1. Time Series atau
Deret Waktu
Analisis time series merupakan hubungan antara
variabel yang dicari (dependent) dengan variabel yang mempengaruhi-nya
(independent variable), yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan,
triwulan, catur wulan, semester atau tahun.
Dalam
analisis time series yang menjadi variabel yang dicari adalah waktu.
Metode
peramalan ini terdiri dari :
a. Metode Smoting,
merupakan jenis peramalan jangka pendek seperti perencanaan persediaan,
perencanaan keuangan. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi
ketidakteraturan data masa lampau seperti musiman.
b. Metode Box Jenkins,
merupakan deret waktu dengan menggunakan model matematis dan digunakan untuk
peramalan jangka pendek.
c. Metode proyeksi trend
dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis.
2.
Causal Methods atau sebab akibat
Merupakan
metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang
diperkirakan dengan variabel alin yang mempengaruhinya tetapi buakn waktu. Dalam
prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :
a. Metode regresi dan
kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun
jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang
dianalisis secara statis.
b. Model Input Output,
merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasa
digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
c. Model ekonometri,
merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.
2.4. Model Time Series Analysis
Berikut
ini akan dijabarkan cara melakukan peramalan dengan menggunakan model Time
Series Analysis yang terdiri dari beberapa model. Adapun asumsi dasar dalam
menggunakan model deret waktu ini adalah pola data ramalan akan sama dengan
pola data sebelumnya. Model yang termasuk kategori model deret waktu yaitu: (1)
Model Konstan, (2) Model Siklis, (3) Model Analisis Regresi, (4) Model Moving
Average, (5) Model Exponential Smoothing.
2.4.1.
Model Konstan (Constant Forecasting)
Persamaan
garis yang menggambarkan pola konstan adalah:
Y’(t) =
a dimana a = konstanta
Untuk
mendapatkan nilai (a) maka dapat didekati melalui turunan kuadrat terkecilnya (least
square) terhadap (a) sebagai berikut:
2.4.2.
Model Siklis (Musiman)
Untuk pola
data yang bersifat siklis atau musiman, persamaan garis yang mewakili dapat
didekati dengan fungsi trigonometri, yaitu:
.............................................(1)
Dimana n adalah jumlah periode
peramalan
Jumlah Kuadrat Kesalahan Terkecil
didefinisikan sebagai:
2.4.3.
Model Regresi Linier (Linier Forecasting)
Persamaan
garis yang mendekati bentuk data linier adalah:
Y’(t) = a + b(t)
Konstanta a
dan b ditentukan dari data mentah berdasarkan Kriteria Kuadrat
Terkecil (least square criterion). Perhitungannya sebagai berikut:
Anggaplah data mentah diwakili dengan (Yi,ti), dimana Yi
adalah permintaan aktual di saat ti, dimana i = 1,2, .....,n.
Definisikan:
2.4.4.
Model Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Metode
rata-rata bergerak banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu deret
waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret berkala dari
data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus. Metode ini
digunakan untuk data yang perubahannya tidak cepat, dan tidak mempunyai
karakteristik musiman atau seasonal. Model rata-rata bergerak mengestimasi
permintaan periode berikutnya sebagai rata-rata data permintaan aktual dari n periode
terakhir. Terdapat tiga macam model rata-rata bergerak, yaitu:
2.4.4.1.Simple
Moving Average
Simple Moving Average (SMAt)=
2.4.4.2.Centered
Moving Average
Perbedaan
utama antara Simple Moving Average dan Centered Moving Average
terletak pada pemilihan observasi yang digunakan. Simple Moving Average
menggunakan data yang sedang diobservasi tambah data sebelum observasi.
Misalnya, menggunakan 5 periode moving average, maka untuk SMA menggunakan data
periode ke-5 dan 4 data periode sebelumnya. Sebaliknya untuk CMA, “Center”
berarti rataan antara data sekarang dengan menggunakan data sebelumnya dan data
sesudahnya. Misalnya untuk 3 periode moving average, maka SMA menggunakan data
periode 3 ditambah data sebelumnya dan data sesudahnya. Didefinisikan sebagai
berikut:
Dimana Yt adalah nilai
tengah dari interval L data observasi. (L-1)/2 observasi merupakan data sebelum
dan sesudahnya. Misalnya CMA 5 periode, maka Yt = Y5 maka
intervalnya dimulai dari Y3 sampai Y7
2.4.4.3.Weighted
Moving Average
Formula
untuk Weighted Moving Average (WMAt):
dan
2.4.5.
Pelicinan Exponential (Exponential Smoothing)
Dalam
model rata-rata bergerak (Moving Average) dapat dilihat bahwa untuk
semua data obesrvasi memiliki bobot yang sama yang membentuk rata-ratanya.
Padahal, data observasi terbaru seharusnya memiliki bobot yang lebih besar
dibandingkan dengan data observasi di masa yang lalu. Hal ini dipandang sebagai
kelemahan model peramalan Moving Average. Untuk itu, digunakanlah metode
Exponential Smoothing agar kelemahan tersebut dapat diatasi didasarkan
pada alasan sebagai berikut:
Metode exponential
smoothing mempertimbangkan bobot data-data sebelumnya dengan estimasi untuk
Y’(t+1) dengan periode (t+1) dihitung sebagai:
Dimana a disebut konstanta pelicinan
dalam interval 0 < a < 1. Rumus ini memperlihatkan bahwa data yang lalu
memiliki bobot lebih kecil dibandingkan dengan data yang terbaru. Rumus
tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:
Dengan nilai Y’(1) untuk
inisial ramalan didekati dengan nilai rata-ratanya ()
Atau
Perlu diperhatikan bahwa penetapan
nilai konstanta memiliki andil yang penting dalam menghasilkan hasil ramalan
yang “andal”. Model Exponential Smoothing digunakan untuk peramalan
jangka pendek.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat saya
buat ialah sebagai berikut:
- Peramalan merupakan tahapan awal dalam perencanaan sistem operasi produksi.
- Model yang paling tepat harus dipilih dalam melakukan peramalan.
- Model yang dipilih dapat dibandingkan dengan model yang lain dengan menggunakan kriteria minimum average sum of squared errors.
Distribusi forecast errors
harus dimonitor, jika terjadi bias maka model yang digunakan tidak tepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar