MAKALAH
CRITIKAL PATH METHOD

Disusun oleh :
ASKAR TIMUR(11213440)
3EA29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat
kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik ,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen
pendukung.
Salah satu bagian dari manajemen
proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah
proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.
Pengorganisasian tersebut
merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai sasaran. Selain itu, suatu proyek juga akan berhasil
jika disertai dengan analisis jaringan kerja yang baik. Salah satu metode
analisis jaringan kerja dalam suatu proyek adalah CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang CPM (critical path method ) atau metode jalur kritis.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :
ü
Untuk mengetahui definisi CPM (critical path method ) atau metode jalur
kritis.
ü
Untuk mengetahui manfaat CPM (critical path method ) atau metode jalur
kritis pada suatu proyek.
ü
Untuk mengetahui bagaimana cara membuat analisis
CPM (critical path method ) atau
metode jalur kritis pada suatu proyek.
1.3. Rumusan Masalah
ü
apa defininsi dari CPM (critical path method ) ?
ü
apa manfaat CPM (critical path method ) pada suatu proyek ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian CPM (critical path method )
CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis merupakan
model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang
digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau
akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu
rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek yang menjadi bagian kritis atas
terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak terselesaikannya
tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan
proyek mengalami keterlambatan karena waktu finish
proyek akan menjadi mundur atau delay.
CPM dibangun atas suatu network yang
dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan software sehingga menghasilkan suatu rangkaian pekerjaan yang
kritis. Penggunaan CPM secara integrated ini secara sederhana bermaksud untuk
membuat schedule yang berukuran besar
pada proyek besar menjadi schedule
yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil berarti schedule tersebut lebih managable
atau dapat lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya peranan konsep ini dalam
mengatasi kompleksitas proyek yang besar.
Konsep
ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada.
Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:
Ø Membagi
seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan
sejenis.
Ø Menentukan
durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
Ø Menentukan
keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan tersebut.
Ø Menentukan
critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling keterkaitannya.
Ø Membandingkan
durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.
2.2. Manfaat CPM (critical path method )
Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method ) bagi suatu proyek adalah :
ü
Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan
sebuah proyek,
ü
Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah proyek,
ü
Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting
diperhatikan dalam menjaga jadwal penyelesaian proyek,
ü
Menyelesaikan proyek dengan cepat,
ü
Mengkuantifisir kemajuan proyek,
ü
Mengkomunikasikan proyek secara efektif
2.3. Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan
Kerja CPM (Critical Path Method )
2.3.1. Tahapan Analisis Jaringan Kerja
ü Membuat
uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-syarat
pendahuluan, menntukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.
ü Memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menentukan kapan suatu
kegitan dimulai dan kapan berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.
ü Jika
dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan,
meskipun pada dasarnya hal itu tidak begitu penting.
2.3.2. Diagram Jaringan CPM
Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang
digunakan untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan
pada suatu proyek. Beberapa simbol tersebut antara lain :
1.
Anak panah (arrow)
-
Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti
khusus)
-
Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan
berakhir
-
Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu
tertentu dengan pemakaian sejumlah sumber (manusia, alat, bahan dan dana)
-
Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a, b, c dst.
-

2. Simpul
(node)
-
Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa
-
Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu
atau beberapa kegiatan
-
Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst,
yang disebut nomor kejadian.
![]() |
3.
Anak panah putus-putus
-
Menyatakan kegiatan semu (dummy)
-
Dummy sebagai
pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke kejadian lain pada
saat yang sama
-
Dummy tidak
memerlukan waktu dan tidak menghabiskan sumber.
![]() |
![]() |
2.3.3. Menentukan Waktu Penyelesaian
Dalam melakukan
perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan beberapa terminologi dasar
berikut:
1.
TE = E (earliest event occurence time )
Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat
terjadi, yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node
tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu
kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya telah selesai.
2. TL = L (Latest
event occurence time)
Waktu paling
lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
3. ES (earliest
activity start time)
Waktu
Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka
waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
4.
EF (earliest activity finish time)
Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan.
EF suatu
kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
5.
LS (latest
activity start time)
Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa
memperlambat proyek secara keseluruhan.
6. LF (latest
activity finish time)
Waktu
paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
7. t (activity
duration time)
Kurun waktu
yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).
2.3.4. Cara Perhitungan
Dalam perhitungan waktu
juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish). Kedua, saat
tercepat terjadinya initial event adalah
hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
Adapun cara perhitungan
dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan
maju (forward computation) dan
perhitungan mundur (backward computation).
1.
Hitungan maju
Beberapa
prinsip yang digunakan dalam hitungan maju :
a.
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat
dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya telah selesai.
E(1) = 0
b. Waktu
selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal,
ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) =
ES(i-j) + D(i-j)
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
Maka : EF(1-2)
= ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2
EF(2-3) = ES(2-3)
+ D = 2 + 5 = 7
EF(2-4) = ES(2-4)
+ D = 2 + 3 = 5
EF(3-5) = ES(3-5)
+ D = 7 + 6 = 13
EF(4-5) = ES(4-5)
+ D = 5 + 4 = 9
c.
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan
terdahulu yang menggabung, maka wktu mulai paling awal ES kegiatan tersebut
sama dengan waktu selesai paling awal EF yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Misalnya
:

Bila
EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c)
Maka:
EF(5-6) = EF(4-5) + D = 13 + 3 = 16
Tabel Hasil Perhitungan Maju untuk
Mendapatkan EF
Kegiatan
|
Kurun
Waktu (Hari)
T
|
PALING
AWAL
|
||
i
|
j
|
Mulai
(ES)
|
Selesai
(EF)
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
1
|
2
|
2
|
0
|
2
|
2
|
3
|
5
|
2
|
7
|
2
|
4
|
3
|
2
|
5
|
3
|
5
|
6
|
7
|
13
|
4
|
5
|
4
|
5
|
9
|
5
|
6
|
3
|
13
|
16
|
Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh
waktu penyelesaian proyek adalah selama 16 minggu.
2.
Perhitungan mundur
Beberapa prinsip yang digunakan dalam perhitungan mundur
adalah :
a. Waktu
mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir
dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) – t
Maka LS(5-6) = EF(5-6) – D = 16 – 3 = 13
LS(4-5) = EF(4-5) – D = 13 – 4 = 9
LS(3-5)
= EF(3-5) – D = 13 – 6 = 7
LS(2-4)
= EF(2-4) – D = 9 – 3 = 6
LS(2-3)
= EF(2-3) – D = 7 – 5 = 2
b.
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
c. Apabila
suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir
(LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan
berikutnya yang terkecil.

Jika LS(b) <
LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b)
Sehingga: LF(1-2) = LS(2-3) = 2 dan LS(1-2) =
EF(1-2) – D = 2 – 2 = 0
Tabel Hasil Perhitungan Mundur
untuk mendapatkan LF
KEGIATAN
|
KURUN
WAKTU
(t)
|
PALING
AWAL
|
PALING
AKHIR
|
|||
i
|
J
|
MULAI
(ES)
|
SELESAI
(EF)
|
MULAI
(LS)
|
SELESAI
(LF)
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1
|
2
|
2
|
0
|
2
|
0
|
2
|
2
|
3
|
5
|
2
|
7
|
2
|
7
|
2
|
4
|
3
|
2
|
5
|
6
|
9
|
3
|
5
|
6
|
7
|
13
|
7
|
13
|
4
|
5
|
4
|
5
|
9
|
9
|
13
|
5
|
6
|
3
|
13
|
16
|
13
|
16
|
3. Float
total
Float
total menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda,
tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Float total
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TF = LF – EF = LS – ES atau TF = L(j) –
E(i) – D(i-j)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar