NAMA : ASKAR TIMUR
NPM : 11213440
KELAS : 3EA29
RESENSI
SEBUAH FILM BERJUDUL “ALANGKAH LUCUNYA NEGRI INI”
Resensi film
dan cara membuat resensi film. Resensi jika dari bahasa Latin,
revidere (katakerja) atau recensie. Artinya “melihat kembali, menimbang, atau
menilai.” Tindakan meresensi mengandung “memberikan penilaian, mengungkapkan
kembali isi pertunjukan, membahas, dan mengkritiknya
Tujuan Resensi
- Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah film
- Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah film
- Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah film itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) merupakan film yang
disutradarai oleh Deddy Mizwar dan didukung oleh sejumlah pemain seperti Reza
rahardian, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo dll. Film yang sarat akan pesan
moral dan kritikan sosial yang tersampaikan dengan apik dari awal film sampai
akhir.
Film ini mengisahkan mengenai Muluk (Reza Rahadian), seorang pemuda yang mempunyai gelar sarjana management, namun masih belum menemukan pekerjaan yang tepat untuknya. Akan tetapi, ia tak pernah patah semangat. Ia selalu mendapat dukungan dari sang ayah, Pak Makbul (Deddy Mizwar), serta sang kekasih, Rahma. Suatu ketika, saat Muluk sedang melewati pasar, ia bertemu dengan pencopet cilik yang bernama Komet sedang mencopet seorang bapak-bapak. Merasa tersinggung karena tahu betapa susahnya mencari uang, Muluk pun menangkap pencopet itu dan berniat membawanya ke kantor polisi. Namun urung dilakukannya.
Merasa tertolong karena tidak diadukan ke polisi, pencopet
cilik ini mulai akrab dengan Muluk dan dia membawanya ke markas pencopet. Lalu,
Muluk diperkenalkan dengan Bang Jarot (Tio Pakusadewo) selaku bos pencopet yang
mengurus sekumpulan anak-anak yang pekerjaannya tidak lain adalah mencopet.
Muluk mengajak Bang Jarot dan anak-anak pencopet ini untuk melakukan kerjasama
dengannya. Sebuah kerjasama yang melibatkan ilmu yang didapatnya dari
bertahun-tahun kuliah, yakni manajemen. Ia akan melakukan sistem manajemen
terhadap setiap penghasilan yang didapat dari setiap pencopet di setiap
harinya. Muluk beralasan, dengan cara ini, maka sedikit demi sedikit, uang
tersebut akan terkumpul dan para pencopet cilik tersebut nantinya dapat membuka
sebuah usaha dan tak perlu lagi mencopet.
Dengan mengenakan biaya 10% dari hasil setiap mencopet akan
diberikan pada Muluk, Jarot pun setuju menjalani kerjasama tersebut.
Kemudian dengan bantuan dari dua orang temannya, Pipit (Ratu Tika Bravani) dan Samsul (Asrul Dahlan), untuk mengajarkan anak-anak tersebut ilmu kewarganegaraan serta ilmu agama. Hasilnya, kini anak-anak pencopet tersebut telah menjadi orang yang “berpendidikan”, baik secara sosial maupun relijius.
Namun, apakah pendidikan mampu membuat mereka untuk berhenti
dari mencopet?
Berbagai kritik moral dan sosial yang terjalin di sepanjang jalan cerita film ini, tentu saja merupakan sebuah tamparan keras pada mereka orang-orang yang mengaku berpendidikan dan memiliki nilai moral tinggi, namun dengan tega merampas hak-hak rakyat yang seharusnya mereka berikan. Hal ini mampu disampaikan Deddy Mizwar dengan jalan yang lancar, komikal dan dipenuhi anekdot-anekdot politis yang pas ukurannya.
Berbagai kritik moral dan sosial yang terjalin di sepanjang jalan cerita film ini, tentu saja merupakan sebuah tamparan keras pada mereka orang-orang yang mengaku berpendidikan dan memiliki nilai moral tinggi, namun dengan tega merampas hak-hak rakyat yang seharusnya mereka berikan. Hal ini mampu disampaikan Deddy Mizwar dengan jalan yang lancar, komikal dan dipenuhi anekdot-anekdot politis yang pas ukurannya.
Hasilnya, tanpa disadari oleh setiap penontonnya, berbagai
pendidikan moral nan religius mengalir lancar dalam 100 menit masa penayangan
film ini.
Pesan yang kita dapat film ini : film ini membawa pesan
moral bagi kita semua bahwa Misalnya
saja adegan anak jalanan yang tidak mempunyai bekal pendidikan dan
hidup dalam kondisi miskin, yang pada akhirnya mencari jalan pintas
melakukan pencopetan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disisi lain film ini juga
menampilkan adegan pengangguran intelektual. Mendapatkan pendidikan hingga
lulus S1 pun juga belum menjamin suatu keberhasilan atau kenikmatan, kurangnya
lowongan kerja yang sempit membuat mereka
menjadi
pengangguran
Abstract
ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa
penanaman nilai-nilai pendidikan tidak harus dengan pendidikan formal seperti
sekolah, akan tetapi dalam film pun terkandung bermacam-macam pesan edukatif
yang dapat digunakan sebagai alternatif media pendidikan. Rumusan masalah dalam
film ini adalah nilai-nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung dalam
film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Sutradara Deddy Mizwar dan bagaimana
relevansi nilai-nilai akhlak dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya
Sutradara Deddy Mizwar dengan Pendidikan Akhlak dalam Islam. Penelitian ini
merupakan penelitian studi pustaka (library research) dengan mengambil objek
film Alangkah Lucunya Negeri Ini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
semiotik. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Sedangkan analisis
data menggunakan analisis isi (content analysis). Dalam hal ini peneliti akan
mengungkapkan tentang isi atau nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam
film Alangkah Lucunya Negeri Ini, kemudian menafsirkan relevansinya dengan
pendidikan akhlak dalam Islam bagi siswa-siswi SMA, MAN, sederajat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada pesan pendidikan akhlak dalam film
Alangkah Lucunya Negeri Ini, yaitu pertama, akhlak kepada Allah meliputi
beribadah kepada Allah, berikhtiar kepada Allah, berdoa kepada Allah, bersyukur
kepada Allah, berdzikir kepada Allah, dan memohon ampun kepada Allah (Taubat).
Kedua, akhlak terhadap diri sendiri meliputi jujur, sabar, optimis dan tidak
mudah putus asa, menjaga kebersihan badan, ajaran introspeksi diri, syaja'ah
(pemberani), serta menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu. Ketiga, akhlak kepada
orang lain (keluarga dan sesama manusia), meliputi patuh kepada orang tua,
tolong menolong, menghargai orang lain, dan ramah tamah kepada orang lain. 2)
ada relevansi yang sangat erat antara nilai-nilai pendidikan akhlak dalam film
Alangkah Lucunya Negeri Ini untuk siswa-siswi SMA, MAN, sederajat, tercermin
dalam ruang lingkup akhlak itu sendiri yang memuat hubungan manusia dengan
Allah, yang ditunjukkan dengan nilai akhlak kepada Allah, hubungan manusia
dengan sesama yang ditunjukkan dengan pendidikan akhlak terhadap keluarga dan
sesama, hubungan manusia dengan dirinya sendiri ditunjukkan dengan akhlak
perseorangan. div
Item
Type:
|
Thesis (Skripsi)
|
Additional
Information / Pembimbing:
|
Pembimbing: Drs. Usman, SS.,
M.Ag.
|
Uncontrolled
Keywords:
|
Pendidikan Akhlak , Film
Alangkah Lucunya Negeri Ini
|
Depositing
User / Editor:
|
Users 1 not found.
|
Last
Modified:
|
04 May 2012 16:49
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar