Teori Perilaku KOnsumen
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perilaku
konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta
kebijakan umum.
Sebelum
Perang Dunia II, banyak perusahaan, tetapi berorientasi pada produksi yang
mencerminkan filosofi bahwa “produk yang baik akan menjual diri sendiri”. Namun
persoalannya berubah sesudah perang, ketika banyak perusahaan mendapatkan bahwa
mereka memiliki kapasitas yang lebih produktif daripada yang diserap pasar.
Segera menjadi penting sekali untuk mengubah focus dari produksi ke pemasaran.
Elemen
kunci dala definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan
tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang
normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan
bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang dilakukan
penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada
semua yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku
konsumen memiliki akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru,
dalam bidang pemasaran. Dalam makalah ini menyajikan pembahasan tentang teori
dasar perilaku konsumen.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah di paparkan, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa
pengertian teori perilaku konsumen?
2.
Bagaimana
pendekatan teori perilaku konsumen?
3.
Apa
saja macam-macam perilaku konsumen?
4.
Apa
saja prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen?
5.
Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?
6.
Bagaimana
hubungan pemasaran dan perilaku konsumen?
7.
Bagaimana
keputusan pembelian konsumen?
8.
Bagaimana
tipe proses pembelian konsumen?
9.
Apa
manfaat perilaku konsumen?
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan ini guna memecahkan perumusan masalah. Maka tujuan penulisan karya
ilmiah ini sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui pengertian teori perilaku konsumen.
2.
Untuk
mengetahui pendekatan teori perilaku konsumen.
3.
Untuk
mengetahui macam-macam perilaku konsumen.
4.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen.
5.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
6.
Untuk
mengetahui hubungan pemasaran dan perilaku konsumen.
7.
Untuk
mengetahui keputusan pembelian konsumen.
8.
Untuk
mengetahui tipe proses pembelian konsumen.
9.
Untuk
mengetahui manfaat perilaku konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teori Perilaku Konsumen
Konsumsi
adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa. Elemen-elemen pokok
dari konsumsi di antara yang paling penting adalah perumhan, kendaraan
bermotor, makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik menunjukkan bahwa ada
keteraturan yang dapat diramalkan dalam cara orang-orang mengalokasikan
pengeluaran mereka antara makanan, pakaian dan hal-hal pokok lainya.
Konsumen
adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Saat ini konsumen begitu
dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan.
Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan
era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen,
konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku[1][1].
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan
melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan.Atau
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen
dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang
berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat
menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu,
yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku[2][2].
Jika
dilihat dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang maka dapat
dibedakan mejadi dua :
1.
Perilaku
Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat
dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
a.
Barang
tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
b.
Barang
tersebut benar-benar diperlukan konsumen
c.
Mutu
barang terjamin
d.
Harga
sesuai dengan kemampuan konsumen
2. Perilaku
Konsumen Irasional
Suatu
perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut
membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya yaitu :
a. Tertarik
dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik
b. Memiliki
merk yang sudah dikenal banyak konsumen
c. Ada
bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon
d.
Prestise
atau gengsi
B.
Pendekatan
Teori Perilaku Konsumen
Terdapat
dua pendekatan terkait dengan perilaku konsumen, yaitu pendekatan niali guna
(utility) kardinal dan pendekatan niali guna ordinal. Dalam pendekatan niali
guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen
dapat dinyatakan secara kualitatif. Nilai guna total dapat diartikan sebagai
jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejulah barang
tertentu. Sedangkan nilai guna marginal berarti penambahan (atau pengurangan)
kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit
barang tertentu.
1.
Pendekatan
Kardinal
Pendekatan
konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek
yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna
suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan
kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari
suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang
subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain
dengan orang lain.
Pendekatan
ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran
subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon, dan Leon
Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subyek yang
menilai.
Dalam
pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hokum Gossen.
a.
Hukum
Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus maka
kepuasanya akan semakin menurun.
b.
Hukum
Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya sampai
mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio
antara marginal utility dengan harga dari barang yang satu dengan
rasio marginal utility dengan harga
barang yang lain.
Hipotesis
utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan satu barang
akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus
menambah konsumsinya pada barang tersebut.
Nilai Guna Marginal
Dalam
hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman nilai guna adalah jika
konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut:
a.
Seseorang
akan memaksimumkan niali guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila
perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga-harga barang tersebut.
b.
Seseorang
akan memaksimumkan niali guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila
nialu guna marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk
setiap barang yang dikonsumsikan.
Dalam
pendekatan teori tingkah laku konsumen melalui pendekatan kardinal terdapat sejumlah asumsi yang mesti berlaku. Berikut
beberapa asumsi dari pendekatan ini yang harus terpenuhi adalah:
a. Daya guna diukur
dalam satuan uang/util.
b. Konsumen
bersifat rasioanal, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasan dengan
batasan pendapatanya.
c. Diminishing
marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin
menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
d. Pendapatan
konsumen tetap.
e. Constan marginal
utility of money (daya guna marginal dari uang tetap)
f. Total utility
adalah additive (melengkapi) dan independent (sendiri atau tidak terikat)
g. Barang normal
dan periode konsumsi berdekatan
Walaupun pendekatan ini telah berhasil menyusun formulasi
fungsi permintaan secara baik tetapi pendekatan ini masih dianggap mempunyai
beberapa kelemahan. Kelemahan dan kritik terhadap pendekatan ini antara lain:
a.
Sifat
subyektif dari daya guna dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan sesuai.
b.
Constan marginal utility of
money, semakin banyak memiliki uang maka penilaian terhadap
uang itu semakin rendah.
c.
Diminishing marginal
utility sangat sulit diterima sebagai aksioma, sebab penilaian
dari segi psikologis yang sangat sukar.
2.
Pendekatan
Ordinal
Dalam
pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dasar dari pemikiran dari
pendekatan ini adalah semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin memberikan
kepuasaan terhadap konsumen. Dalam menganalisa tingkat kepuasan dalam
pendekatan ini digunakan kurva Indifferen (indifferent Curve) yang menunjukkan
kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama
dan garis anggaran (Budget line) yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua
macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan
yang terbatas.
digambarkan adalah tingkat
kepuasan maksimum dari mengkonsumsi dua barang dengan menggunakan sejumlah
pendapatan tertentu.
Seperti
halnya pendekatan tingkah laku konsumen melalui pendekatan kardinal, pendekatan
teori tingkah laku konsumen melalui pendekatan ordinal juga memiliki sejumlah
asumsi yang mesti berlaku. Beberapa asumsi yang harus ada pada pendekatan
ordinal ini adalah:
1. Konsumen Rasional
2. Konsumen mempunyai pola preferensi
terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
4. Konsumen selalu berusaha mencapai
kepuasan maksimum
5. Konsumen konsisten
6. Berlaku hukum transitif[3][3]
C.
Macam-Macam
Perilaku Konsumen
1.
Teori
Ekonomi Mikro
Teori
ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan
maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk
apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana
kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan
dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.
2.
Teori
Psikologis
Teori
ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi
oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara
langsung.
3.
Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari
suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti
kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya[4][4].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar